Kamis, 24 Maret 2011

DIAGNOSA KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL


ASUHAN KEPERAWATAN

NO
Dx KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
Jalan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil :
• Sesak berkurang
• Batuk berkurang
• Klien dapat mengeluarkan sputum
• Wheezing berkurang/hilang
• TTV dalam batas normal keadaan umum baik.
·        Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : mengi, erekeis, ronkhi.

·        Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.


·        Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran.
·        Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan memperbaiki upaya batuk.
·        Berikan air hangat.
·        Kolaborasi obat sesuai indikasi.Bronkodilator spiriva 1×1 (inhalasi).
·        Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).
·        Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dpat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
·        Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
·        batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit akut/kelemahan.
·        penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
·        Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.
2.
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

Pola nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil :
• Pola nafas efektif
• Bunyi nafas normal atau bersih
• TTV dalam batas normal
• Batuk berkurang
• Ekspansi paru mengembang.


·        Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
·        Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crekels, mengi.
·        Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
·        Observasi pola batuk dan karakter sekret.
·        Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
·        Kolaborasi
o Berikan oksigen tambahan.
o Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer.

·        Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada.
·        ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.
·        Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.
·        Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.
·        Dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas.
·        Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.
3.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil :
• Keadaan umum baik
• Mukosa bibir lembab
• Nafsu makan baik
• Tekstur kulit baik
• Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan
• Bising usus 6-12 kali/menit
• Berat badan dalam batas normal.

·        Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
·        Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
·        Timbang berat badan dan tinggi badan.
·        Anjurkan klien minum air hangat saat makan.
·        Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.
·        Kolaborasi
o Consul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.
·        o Berikan obat sesuai indikasi.
o Vitamin B squrb 2×1.
·        o Antiemetik rantis 2×1
·        Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya.
·        Petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisi bagi klien dalam asuhan keperawatan.
·        Penurunan berat badan yang signipikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.
·        Air hangat dapat mengurangi mual.
·        memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
·        Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.
·        Defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.
·        untuk menghilangkan mual / muntah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar